Regulasi dan Tantangan Bisnis Internasional
Sektor fashion di Indonesia mengalami percepatan digitalisasi yang signifikan pada periode 2024-2025 seiring dengan perubahan perilaku konsumen dan perkembangan teknologi digital. Konsumen tidak lagi hanya mengandalkan offline store, tetapi semakin terbiasa melakukan pencarian informasi, interaksi, hingga pembelian produk melalui platform digital. Kondisi ini mendorong pelaku usaha fashion untuk mengadaptasi strategi bisnis berbasis teknologi agar tetap kompetitif.
Salah satu digitalisasi yang paling dominan di sektor fashion ialah berkembangnya social commerce melalui fitur live shopping di media sosial. Platform seperti Tiktok, Instagram, Shopee yang berfungsi tidak hanya sebagai media promosi, tetapi juga sebagai direct selling yang memungkinkan interaksi real time antar brand dan konsumen. Tren ini penting karena karakteristik produk fashion yang bersifat visual dan membutuhkan penjelasan langsung sehingga dapat meningkatkan kepercayaan serta minat beli konsumen.
Selain itu, penggunaan influencer marketing dan pendekatan community based marketing juga semakin populer. Brand Fashion memanfaatkan influencer sebagai opini leader untuk membangun kepercayaan dan menjangkau pasar yang lebih luas. Disaat yang bersamaan, pembentukan komunitas digital membuta konsumen merasa memiliki kedekatan secara emosional dengan brand. Strategi ini berperan penting dalam meningkatkan loyalitas pelanggan di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Tren digitalisasi lainnya yang tidak kalah penting adalah penerapan strategi omnichannel melalui integrasi kanal online dan offline. Konsumen fashion saat ini cenderung menggunakan berbagai platform sebelum melakukan pembelian, mulai dari media sosial, marketplace, hingga outlet. Oleh karena itu, brand dituntut untuk menghadirkan pengalaman berbelanja yang konsisten di seluruh kanal agar tidak kehilangan konsumen di tengah proses pengambilan keputusan.
Dalam jangka waktu tiga tahun ke depan, tiga tren digitalisasi tersebut diperkirakan akan mengubah panorama persaingan di sektor fashion Indonesia. Persaingan tidak lagi hanya ditentukan oleh kualitas produk dan harga, tetapi juga oleh kemampuan brand dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membangun interaksi, kepercayaan, serta pengalaman pelanggan yang berkelanjutan. Brand yang mampu beradaptasi dengan tren digital ini akan memiliki keunggulan kompetitif, sementara brand yang gagal berevolusi berisiko tertinggal dalam persaingan.
Buttonscarves adalah brand fashion asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2016 dan dikenal melalui produk hijab premium serta aksesori fashion wanita. Seiring waktu, Buttonscarves berkembang menjadi brand fashion lifestyle yang menyasar pasar nasional hingga internasional. Pada tahap awal pertumbuhan, Buttonscarves menghadapi tantangan utama berupa persaingan ketat di industri fashion, terutama dari brand lokal maupun global yang sudah lebih dulu memiliki jaringan distribusi luas. Selain itu, perubahan perilaku konsumen yang semakin bergeser ke platform digital menuntut perusahaan untuk tidak hanya mengandalkan penjualan offline, tetapi juga membangun kehadiran digital yang kuat dan terintegrasi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Buttonscarves menerapkan strategi
transformasi digital yang berfokus pada dua pilar utama, yaitu pengalaman
pelanggan dan proses bisnis pemasaran.
Dari sisi pengalaman pelanggan, Buttonscarves memanfaatkan media sosial sebagai sarana utama untuk membangun interaksi dengan konsumen. Brand ini aktif menciptakan konten visual yang konsisten, storytelling yang kuat, serta interaksi dua arah dengan audiens melalui fitur komentar, live shopping, dan event digital. Sementara itu, dari sisi proses bisnis, Buttonscarves mengintegrasikan penjualan melalui berbagai kanal digital seperti marketplace dan website resmi, sehingga konsumen dapat mengakses produk dengan lebih mudah dan fleksibel.
Beberapa teknologi digital utama yang digunakan Buttonscarves antara lain:
· Social
Media Marketing & Live Shopping, khususnya melalui Instagram dan
TikTok, untuk meningkatkan engagement dan konversi penjualan secara real-time.
· Integrasi
Marketplace dan Website E-commerce, yang memungkinkan perluasan
jangkauan pasar hingga ke luar negeri.
· Customer
Relationship Management (CRM) berbasis data pelanggan, yang digunakan
untuk memahami preferensi konsumen dan mendukung strategi promosi yang lebih
personal.
Penerapan strategi digital tersebut memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan Buttonscarves. Secara kualitatif, brand ini berhasil membangun brand
awareness yang kuat, terlihat dari tingginya engagement di media sosial
dan loyalitas pelanggan.
Selain itu, Buttonscarves berhasil melakukan ekspansi pasar
internasional, termasuk ke negara seperti Jepang dan kawasan Asia
lainnya, melalui kanal digital dan kolaborasi strategis. Digitalisasi juga
memungkinkan peningkatan efisiensi pemasaran karena promosi dapat dilakukan
secara lebih terukur dan tepat sasaran dibandingkan metode konvensional.
Dari studi kasus Buttonscarves, terdapat beberapa pelajaran penting yang
dapat dipetik oleh wirausaha kecil:
1. Pemanfaatan
media sosial secara strategis dapat menjadi kunci utama pertumbuhan
brand fashion di era digital.
2. Integrasi
berbagai kanal digital (omnichannel) membantu menjangkau konsumen yang
lebih luas dan beragam.
3. Fokus pada pengalaman pelanggan dan storytelling brand mampu menciptakan loyalitas jangka panjang di tengah persaingan industri fashion
DAFTAR PUSTAKA
Buttonscarves. (n.d.). Retrieved December 30, 2025, from https://www.buttonscarves.com/?srsltid=AfmBOor6TOBDlN1dGrBTnmPO4JoAHa653ScX0dALbOZJPXdjObfEX7s3
Maulana, L. (2025, August 1). Social commerce jadi tren, ini cara baru belanja online. Katadata.co.id. https://www.katadata.co.id/infografik/64c8cd4386a70/social-commerce-jadi-tren-ini-cara-baru-belanja-online#:~:text=Social%20commerce%20dan%20lokapasar%20juga,cuma%20terdapat%20pembeli%20dan%20penjual.&text=Melansir%20laporan%20dari%20Populix%2C%20di,lainnya%20lewat%20aplikasi%20mobileKatadata.
McKinsey & Company. (n.d.). The state of fashion: Trends that matter in 2025. Retrieved December 30, 2025, from https://www.mckinsey.com/industries/retail/our-insights/state-of-fashion
Anchanto. (2025). Indonesia e-commerce market: Growth, trends & insights. Retrieved December 30, 2025, from https://anchanto.com/en-sg/indonesia-e-commerce-industry
Statista. (2023). Indonesia: Leading B2C e-commerce sites for fashion. Retrieved December 30, 2025, from https://www.statista.com/statistics/1012489/indonesia-leading-b2c-ecommerce-sites-fashion/
.png)

Comments
Post a Comment